Kenapa Mesti Jauh-Jauh Kuliah ke UGM

Posted by Adrian Fetriskha on September 02, 2015
SERBA-SERBI

cimg7294

Kata “abang” saya, Hasdi Putra yang sekarang menjadi Dosen di Unversitas Andalas, ada banyak alasan orang untuk melanjutkan kuliah hingga jenjang S2, diantaranya adalah;
1. Berencana jadi dosen
2. Mengincar pekerjaan tertentu
3. Belum dapat kerja, Ingin menambah ilmu dulu
4. Agar cepat naik karirnya, naik pangkat dan sertifikasi
5. Cari ilmu plus jodoh, kalau dapat ya Alhamdulillah
6. Tugas belajar
7. Mumpung ada beasiswa
8. Tertarik di suatu bidang, dulu merasa jurusannya kurang pas
9. Pokoknya ingin kuliah S2 aja 😀

Dan saya sendiri memiliki alasan yang sama dengan nomor 6. Kuliah kali ini adalah “tugas belajar” untuk meningkatkan kapasitas, mengejar ilmu hingga ke sumbernya, mempelajari hal-hal baru, bertemu dan berdialog langsung dengan orang-orang besar yang berada di dalamnya dan menempuh jalan yang dulu mereka lalui. Saya berharap bisa menemukanya disini di Universitas Gadjah Mada.

Pilihan untuk kuliah disini bukan semata karena ini adalah salah satu dari kampus terbaik di Indonesia. Tetapi juga karena saya ingin memenuhi dahaga merantau, karakter dasarnya orang Minangkabau. Meninggalkan kampung dan hidup di rantau jauh, meskipun tak sejauh langkah kaki orang yang bahkan hinggap di negara lain. Tapi tak masalah, ini tetap tanah rantau, dan lidah sangat tahu beda antara kampung dan rantau. Di rantau rendang tak berasa rendang dan nasi tak berasa nasi :mrgreen:

Soal merantau, saya selalu teringat akan pesan Imam Syafi’i ;

Merantaulah
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).

Merantaulah
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa.
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam.
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.


sumber image : DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published.